+628 567 678 123 || tokokerisasli@gmail.com || Perum Griya Adi A5, Sawahan, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah-Indonesia

Keris Pandawa Karno Tinanding

Keris Pandawa Karno Tinanding

Keris Pandawa Karno Tinanding

Keris Pandawa Karno Tinanding berawal dari sebuah kisah pertempuran terbesar Baratayuda antara Adipati Karno bertempur dengan Pandawa.

Keris Pandawa Karno Tinanding

Keris Pandawa Karno Tinanding

Karna Tanding (Karno Tinanding) adalah suatu babak pertempuran terbesar Baratayuda di Padang Kurusetra. Pertempuran dua senopati pilih tanding yaitu Arjuno dari kesatrian Madukoro sebagai panglima perang Negara Amarta melawan Adipati Basukarno dari Awonggo sebagai panglima perang Negara Astina.

BASUKARNO

Basukarno atau karno lahir dari seorang rahim seorang Ibu bernama Kunti Nalibronto dengan seorang Dewa bernama Bethoro Suryo atau Dewa Matahari. Jauh sebelum Kunti Nalibronto belum bersuami pernah bermain main dengan aji pameling (sebuah kesaktian yang mampu mendatangkan siapapun yang dikehendaki). Sehingga datanglah Bethoro Suryo. Melihat kemolekan tubuh Kunti, Bethoro Suryo jatuh hati sehingga Kunti mengandung seorang bayi yang kemudian dilahirkan melewati telinga sehingga anak tersebut diberi nama “KARNO” yang berarti telinga. Sebagai seorang putri raja besar Kunti malu karena melahirkan seorang anak sedangkan dia belum bersuami, maka anak tersebut di larung di sungai gangga. Kelak bayi ini diketemukan dan dipelihara oleh seorang kusir kerajaan bernama Adiroto.

Karno besar menjadi satrio tangguh, pintar memanah muncul pada waktu Pendadaran Siswa Sukolimo. Sepintar Arjuno dalam memanah tapi tidak bisa ikut berlatih di Padepokan Sukolimo (Padepokan Resi Durno) karena bukan keturunan bangsawan. Karno di usir dari ajang Pendadaran Siswa Sukolimo karena bukan darah bangsawan. “Kamu Hanya Anak Seorang Kusir” kata Arjuno. Karno menjadi malu dan rendah diri sehingga pergi. Sebagai Satu-satunya Satria yang mampu menandingi kecepatan panah Arjuno, Karno dicari oleh Prabu Duryudono Raja Astina dan mengangkatnya sebagai Adipati di Awonggo. Sebuah Kadipaten di bawah kekuasaan Astina, sehingga Karno bisa berlatih di Padepokan Sukolimo.

KARNO TANDING

Karno Tanding merupakan Sebuah Pertempuran Dua Saudara Kandung Se Ibu tapi berlainan Ayah. Sama-sama Sakti, sama-sama pintar dalam memanah. Sama-sama mempunyai senjata Sakti dari Dewa. Kunti Nalibronto hanya bisa meneteskan air mata melihat kedua putranya saling bertempur.

Sebelum pertempuran Baratayuda dimulai kedua ksatria ini pernah dipertemukan oleh Ibunya. Seorang Ibu yang lembut dan bijaksana ini rela bersimpuh di kaki Karno meminta ampun atas penderitaan karno karena telah dibuangnya dan memohon untuk bergabung dengan saudaranya di Pandawa atau Amarta.

Karena Kunti tahu benar kalau pertempuran Baratayuda benar terjadi maka hanya Karnolah yang mampu menghadapi Arjuno, itu berarti kedua putranya akan saling berhadapan dengan arifnya pula Karno memohon maaf tidak bisa bergabung dengan Pandawa karena beberapa alasan.

Salah satu alasannya adalah Adipati Karno tahu, jika dia tidak lagi berpihak pada Kurawa pada perang Baratayuda, maka Duryudono tidak akan berani berperang dan itu artinya angkara murka akan terus merajalela di dunia.

Selain itu, Adipati karno adalah Satria sejati Maka kematian dalam perang baginya adalah jalan darma bakti sucinya sebagai satria, bagi Adipati Karno kematian ini adalah pintu kenikmatan surgawi adikku. Dan dia ingin Arjuna yang dicintai, yang akan mengantarkannya menghadap Tuhan kegerbang kenikmatan surgawi.”